Sabtu, 30 Agustus 2014

Biografi Jokowi

Biografi Jokowi

Ir. H. Joko Widodo yang lahir pada tanggal 21 Juni 1961 merupakan politikus Indonesia yang sekarang menjabat sebagai gubernur Jakarata. Dia lebih dikenal dengan nama panggilannya yaitu Jokowi. Ia dulu menjabat sebagai walikota Surakarta (Solo) selama dua periode yaitu 2005-2009 dan 2010-2015, namun Jokowi dicalonkan PDI-P untuk maju menjadi guberjur Jakarta pada tahun 2012. Keberhasilannya memimpin Kota Surakarta menjadikan Jokowi memiliki gredibelitas dan kualitas untuk memimpin Jakarta. Dan setelah melalui pemilihan umum putaran ke dua, Jokowi dan wakilnya Basuki Cahya Purnama (Ahok) berhasil mengungguli Fauzi Bowo dalam pemilihan umum Jakarta dan menjadikannya sebagai gubernur Jakarta untuk periode 2012-2017.

Kemenangan Jokowi menjadi gubernur Jakarta mencerminkan dukungan untuk seorang pemimpin yang baru dan bersih. Dan semenjak terpilih, popularitasnya melejit tinggi karena dianggap memberikan aksi nyata untuk menanggulangi masalah kompleks di Jakarta. Wacana untuk menjadikan Jokowi sebagai Calon Presiden pun mencuat dan pada tanggal 14 Maret 2014 Jokowi mendapat mandat dari Megawati untuk mau sebagai calon presiden dari partai PDI-P.

Masa Muda dan Pendidikan Jokowi
 

Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Lahri dari keluarga sederhana tak membuat Jokowi minder dan takut untuk bermimpi tinggi. Pendidikan Jokowi dimulai dari SD Negeri 111 Tirtoyoso. Dengan kesulitan yang dialami, Jokowi kecil terpaksa berdagang, mengojek payung dan penjadi kuli panggul untuk membiayai keperluan sekolah dan uang jajannya. Setelah lulus, Jokowi melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 1 Surakarta dan kemudian lanjut ke SMA Negeri 6 Surakarta. Tidak putus sampai disitu saja, Jokowi melanjutkan pendidikannya ke jejang tertinggi dengan masuk Universitas Gajah Mada dengan jurusan kehutanan.

Ilmu tentang struktur kayu, pemanfaatan dan teknologi yang didapat dari semasa kuliah menjadi modal Jokowi membuka usaha furniture. Walaupun sempat bekerja di BUMN, Jokowi memutuskan keluar dan memulai usahanya. Dan usahanya berkembang pesat, dan menjadikannya sebagai pengusaha furniture yang dikenal luas di Eropa. Dari pertemanannya dengan orang Francis bernama Micl Romaknan itu lah sapaan akrab "Jokowi" tersemat dalam dirinya.




Karir Politik

Pada tahun 2005, Jokowi dengan disusung PDI-P maju sebagai calon wali kota Surakarta. Ia berhasil memenangkannya dengan prosentasi suara sebesar 36,62%. Ketika pertama kali menjabat sebagai wali kota Surakarta, banyak orang yang meragukan kemampuannya yang selama ini hanya bekerja sebagai tukang ekspor furniture. Namun setelah satu tahun berkiprah, Jokowi sukses memimpin Surakarta menjadi kota yang maju, indah, dan berbudaya. Adapun hal-hal yang dicapai semenjak menjabat sebagai walikota Surakarta adalah:
  • Membangun pasar tradisional baru - termasuk pasar barang antik dan pasar peralatan rumah. 
  • Membangun 7-km city walk dengan 3-meter lebar trotoar pejalan kaki sepanjang jalan utama Surakarta.
  • Revitalisasi Balekambang dan taman Sriwedari.
  • Peraturan ketat tentang menebang pohon di sepanjang jalan-jalan utama kota.
  • Rebranding Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa dan pariwisata di bawah tagline "The Spirit of Java".
  • Mempromosikan kota sebagai pusat pertemuan, insentif, konvensi dan pameran (MICE).
  • Budaya blusukan, cara di mana Jokowi melakukan kunjungan dadakan ke daerah-daerah tertentu untuk mendengar langsung dari orang-orang kebutuhan mereka dan kritik.
  • Melarang anggota keluarganya dari penawaran untuk proyek kota.
  • Program asuransi kesehatan untuk semua penduduk.
  • Transportasi umum dalam bentuk bis tingkat.
  • Solo Techno Park, yang membantu mendukung proyek mobil Esemka Indonesia.


Saat terpilih menjadi Gubernur Jakarta, program-program Jokowi pun mulai dilaksanakan untuk menuntaskan masalah-masalah di Jakarta yang sudah sangat kompleks. Untuk masalah macet, Jokowi membuat kebijakan untuk mempercepat pembangunan sarana transportasi masal seperti MRT dan monorel serta memperbanyak armada Transjakarta. Untuk masalah bajir, Jokowi juga bergerak cepat dengan merelokasi daerah-daerah resapan banjir dan memperbaharui serta memperbanyak taman dan hutan kota. Jokowi juga mengeluarkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Seperti di Surakarta, Jokowi juga bermaksud untuk menjadikan Jakarta sebagai kota festival. Total sebanyak 97 festival diadakan selama tahun 2013 di Jakarta, seperti Jakarta Night Festival, Pesta rakyat, Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan lain sebagainya.
Load disqus comments

0 comments